Sabtu, 11 Juli 2009

.

SEJOLI HASAN DAN AISYAH
“Sudah kukatakan, aku tidak mencintaimu!”
Sudut matanya yang lentik melirik ke arah pemuda kerempeng di sampingnya. Si pemuda menahan senyum getirnya. Dia yakin kata-kata itu tidak sepenuhnya meluncur dari hati gadis manis berambut ikal di sampingnya itu.
“Aisyah…,”
“Lebih baik Abang pulang sekarang.”
Kelelawar terbang rendah. Senja hampir lewat. Langit mendung, raut muka Yusuf pun mendung seketika, seperti langit senja itu. Ada sebersit rasa kecewa mendengar ucapan gadis manis bernama Aisyah itu. Betapa tidak. Dialah gadis yang selama ini selalu mengisi mimpi-mimpinya. Dia sudah memutuskan tidak ada orang lain akan bersemayam di dalam relung hatinya paling dalam, kecuali Aisyah.
Untuk kesekian kalinya Yusuf memberanikan dirinya menghadap sang putri yang telah lama menjadi pujaannya. Seakan tidak pernah peduli apa pun yang bakal dihadapinya nanti. Dia tahu persis ayah Aisyah pasti akan murka bila mendapati dirinya kembali menghampiri Aisyah.
Berkali-kali keinginannya untuk dapat mempersunting gadis pujaannya itu selalu dihadapkan pada penolakan mentah-mentah ayah Aisyah. Dia maklum dan menyadari sepenuhnya siapa sebenarnya dirinya. Siapa ayah Aisyah. Siapa keluarganya dan siapa keluarga besar Aisyah.



BERSAMBUNG....

Selasa, 23 Juni 2009

elang

ke mana terbangmu anak ibu
ibu mana telah menghasut hatimu
hingga berwindu engkau tak pernah rindu
pada ibu

terbang ke mana elangku
sarang mana telah menarik hatimu
hilang rindu hilang kasihmu
pada ibu